Kategori: DUNIA SASTRA
Penerbit: Admin
Sinopsis:
Suranta anak yang jarang keluar jauh dari desanya, mendapat darmasiswa di Universitas Parahyangan, Bandung. Cita-cita Suranta menjadi arsitek untuk menggambar gedung-gedung tinggi selangkah lagi terwujud. Kekasihnya, Agatha menolak kepergiannya ke kota Bandung. Tetapi tekad dan dukungan Bapaknya untuk meraih cita-cita membuat Suranta memutuskan tetap ke Bandung.
Kehidupan Suranta di Kota Bandung banyak mendapat warna perjuangan. Kehidupan pas-pasan di tanah rantau membuat dia harus melakoni apa pun untuk bertahan hidup. Terlebih sejak Bapak di kampung tidak dapat mengirimkannya lagi uang bulanan karena sedang sakit. Bapaknya malah menyuruh Suranta pulang. Suranta sempat menyerah. Akan tetapi teman-teman kosnya yang terkenal di lingkungan kampus sebagai kosan katrok terdiri dari Luther Halim, Cecep, Sastroprawiryo, dan William Da Costa, berjanji akan membantu apapun untuk Suranta mendapatkan pekerjaan dan dapat bertahan hidup di Bandung.
Selain mencari uang bertahan hidup, mereka juga membantu pemenangan Sastroprawiryo sang Putra Jawa Calon Presiden menjadi Ketua Senat Mahasiswa Universitas. Bermodalkan semangat dan dana minim serta olok-olok karena gaya Sastroparawiryo yang “gaya masa kini tapi muka masa gitu” mendapatkan kemenangan.
Akhirnya Suranta menutup janji dengan menyelesaikan kuliahnya di Bandung. Sesuai janjinya 1.460 hari dia kembali ke kampung. Dia menemui Agatha dan Bapak yang selalu mengajarkan kepada Suranta bahwa kemauan adalah satu-satunya harta kita, karena cuma itu yang kita punya. Jangan sekali pun kehilangan kau kehilangan kemauan. Hal itulah yang tertanam selalu di hati Suranta selama 1.460 hari dalam dekapan Kota Bandung.